
Wisata ziarah adalah bentuk dari wisata religi yang tujuannya adalah membangun jiwa spiritual. Selain memperkiat keimanan dan mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, wisata ziarah juga ternyata sangat bermanfaat untuk relaksasi fisik dan jiwa sehingga hati dan pikiran menjadi tenang. Raga pun semakin sehat dan kuat. Inilah alasan kenapa banyak orang memilih untuk melakukan wisata ziarah daripada mengunjungi tempat-tempat wisata populer. Aceh merupakan salah satu kota di Indonesia yang sangat kental nuansa religinya. Jika Anda mencari destinasi wisata ziarah di Aceh, Makam Syiah Kuala bisa menjadi salah satu pilihan.
Syiah Kuala adalah seorang ulama besar dan pakar hukum yang sangat terkenal dari Aceh. Beliau hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Hingga saat ini kebijakan terkait adat dan hukum berkiblat pada Syiah Kuala. Berdasarkan informasi dari Luarkota.com, ulama tersohor ini dimakamkan di Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Makamnya hampir tak pernah sepi dari para peziarah yang tak hanya berasal dari Aceh tetapi juga dari kota-kota lain bahkan dari mancanegara seperti Arab Saudi, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Makam Syiah Kuala adalah satu dari tiga wisata religi utama di Aceh selain Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Agung Al Makmur.

Mengenal Lebih Jauh Syiah Kuala
Nama besar Teungku Syiah Kuala sudah sangat familiar bagi penduduk Aceh. Terbukti namanya digunakan sebagai nama kecamatan, nama jalan, hingga nama universitas. Namun, mungkin tidak semua penduduk luar kota Aceh mengenal ulama besar ini. Syiah Kuala juga dikenal dengan nama Syiah Abdurrauf Singkil. Beliau memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia terutama di Sumatera. Pada abad ke-13, keluarganya dari Persia datang ke Singkil, Aceh dan menetap di sini. Abdurrauf Singkil sejak kecil telah belajar ilmu agama baik dari ayahnya, dari ulama-ulama di Aceh dan dari ulama-ulama di Timur Tengah. Ia diketahui menghabiskan hampir 20 tahun berguru di Mesir, Mekkah, dan Madinah.
Abdurrauh Singkil tutup usia pada tahun 1693. Pada saat itu ia berumur 73 tahun. Syiah Kuala dimakamkan di Desa Deyah Raya Kecamatan Kuala Aceh tepat di samping masjid yang dibangunnya sendiri. Namun setelah bencana tsunami, makam tersebut dipindahkan sedikit ke arah lebih dekat dengan pantai. Lokasi makam ini berjarak kira-kira 15 km dari Banda Aceh.
Syiah Kuala memiliki andil yang besar dalam perkembangan ilmu pendidikan di Aceh terutama ilmu hukum dan agama. Kontribusinya yang besar inilah yang membuat namanya dijadikan menjadi nama sebuah universitas terkenal di Aceh yaitu Universitas Syiah Kuala.

Aktifitas Religi di Makam Syiah Kuala
Makam Syiak Kuala memiliki daya tarik tersendiri bagi para peziarah dari zaman dulu. Jumlah pengunjung semakin meningkat setelah terjadinya gempa dan tsunami tahun 2004. Selain ingin berziarah dan berdoa, mereka rata-rata penasaran dengan makam ini. Kabarnya waktu tsunami melanda, semua nisan di area pemakaman ini tetap bertahan dan hanya mengalami kerusakan sedikit. Padahal lokasinya hanya kurang dari 1 km dari bibir pantai. Hal ini membuat takjub para penduduk pantai. Setalah tsunami tersebut, makam ini direnovasi dan kini jarak dengan pantai hanya 100 meter saja.
Setiap harinya, banyak pengunjung yang datang apalagi setelah renovasi selesai. Tetapi paling ramai adalah pada hari Senin dan Kamis. Pengunjung tak hanya berziarah saja tetapi banyak yang menunaikan nazar disertai hajatan. Terkadang banyak pengunjur yang membawa seekor kambing untuk melepas nazar. Kambing tersebut dimasak di dapur yang disediakan pengelola makam dan dimakan bersama dengan peziarah lain. Tak hanya kambing, terkadang ada pengunjung yang membawa ayam atau binatang ternak lain untuk dimasak dan dinikmati semua peziarah. Hal ini umum terjadi di sini. Bahkan dalam 1 bulan, pasti ada saja pengunjung yang melakukan hajatan.
Pada malam hari, aktifitas religi di Makam Syiah Kuala tetap berlangsung. Para peziarah melakukan shalat wajib dan sunnah berjamaah, berdzikir, dan berdoa. Terdapat sebuah sumur di dekat makan yang berfungsi sebagai tempat mengambil air wudhu. Di sekitar makan juga tersedia toilet yang bersih, tempat menyimpan sandal, dan area istirahat. Seiring bertambahnya jumlah peziarah dari waktu ke waktu, pihak pengelola memang selalu berusaha untuk meningkatkan keamanan sekaligus kenyamanan pengunjung sehingga segala aktifitas religi yang berlangsung di makam ini dapat berjalan dengan lancar.

Lokasi Makam Syiah Kuala
Makan Syiah Kuala terletak di Desa Rata, Kecamatan Syiah Kuala. Lokasi berjarak 3 km saja dari pusat kota. Tempatnya berada di pinggir pantai. Dari pusat kota, Anda bisa menggunakan angkot jurusan Kreung Raya. Dari terminal Kreung Raya, Anda harus naik ojek atau becak untuk mencapai lokasi makam. Transportasi berupa ojek dan becak selalu ada 24 jam. Jadi Anda tak perlu khawatir jika ingin berziarah pada malam hari. Keamanan di lokasi ini pun terjamin 24 jam. Aktivitas ziarah dan religi tak pernah sepi dan penduduk sekitar bekerja sama satu sama lain untuk menjaga keamanan aktivitas ziarah dan keagamaan di Makam Syiah Kuala.